Kisah Pulau Kangean Sumenep

ikon-1
0
0

Konon, pada zaman dahulu Pulau Kangean dijadikan tempat pembuangan orang-orang bersalah yang mendapat hukuman berat oleh pada masa kekuasaan raja-raja Sumenep

Asal Mula Nama

Kapan pulau yang berbentuk seperti burung perkutut itu ditemukan, tidak ada keterangan yang jelas. Juga mengapa diberi nama “Kangean” tak ada uraian yang pasti. Zainal Fattah yang pemah menjadi Patih (Wakil Bupati) di Sumenep menjelang jatuhnya pemerintahan Hindia Belanda dan pada waktu-waktu tertentu datang ke pulau untuk mengadakan inspeksi menyatakan, bahwa menurut cerita orang-orang tua, pulau ini pada mulan ya masih merupakan gumpalan- gumpalan tanah yang timbul tenggelam menurut keadaan pasang surut air laut.

Kalau air laut pasang, pulau itu tidak akan tampak dari kejauhan. Tetapi kalau waktu air surut, pulau ini akan tampak sepenti muncul ke permukaan. Karena itu, oleh orang-orang tua dahulu diberi nama “Kangean”, asal dan kata “kaaengan” (bahasa Madura) yang benarti terendam air. 1)

Pada zaman dahulu kala, oleh raja-raja di Sumenep Pulau Kangean dijadikan tempat buangan orang-orang yang mendapat hukuman berat. Ada yang karena perkara kriminal, namun tak kurang pula karena perkara politik, (dianggap tidak loyal terhadap raja atau bawahan-bawahan yang berpengaruh).

Ngaliyao di Zaman Majapahit

Drs. Abdurachman (kemudian Doktor) yang pernah menjadi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumenep (1963 – 1973 ) mengungkapkan, bahwa Kangean sebenarnya sudah terkenal sejak zamat Majapahit. 2). Dalam makalah tahun 1967 tentang Ngaliyao disebutkan sbb:

“Syair bahasa Kawi yang ditulis oleh Prapanca dalam kitab Negara Kertag ama tahun 1364 tercantum:

Syair 15 (2)

Kunang ekang nusa Madhura tanami luwir parapuri ir denyan tunggal awang Yawadharani rakwekana dangu ……….

Syair 14 (5)

Ingkangsakasanusa Makazssar Butun Bangawi Kuni Ngaliyao awang I (ngl Salaya Sumba Solot Muar……….. “.

Syair tersebut tidak diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Namun selanjutnya penulis itu mengakakan “Dalam peta yang dibuat Prapanca pulau Kangean disebut Ngaliyao. Sedangkan Salaya ialah Salayar, Solot ialah Alor, Muar adalah Kai.

Prapanca membagi tumpah darah Nusantara dalam daerah yang delapan. Yang disebut Daerah I ialah : Jawa, Mad ura, Ngaliyao (Kangean).Dengan demikian, Pulau Kangean sudah dikenal sejak zaman Majapahit, sejak zaman Wilwatikta yang ada dalam naungan panji-panil Kerajaan Hayam Wuruk dan Gajah Mada sebagai Perdana Menterinya.

Dimana-mana di Delapan daerah ditempatkan perwakilan Pemerintahan Pusat Majapahit yang diberi nama Adipati. Juga di Kangean ditempatkan Adipati. Sedangkan di Sumenep sendiri oleh Keturunan Raja Wiraraja’. 3)

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)
To Top