Literasi Bahasa Jawa Lewat Cerita
Ya, Anda tidak salah baca. Novel berbahasa Jawa.
Bagi banyak orang, bahasa Jawa mungkin hanya digunakan dalam percakapan informal dengan keluarga atau dalam acara-acara adat. Tapi Bambang Suparyono membawanya ke tataran yang lebih tinggi: dunia sastra yang memikat. Ia tidak sekadar mengajak kita untuk bisa berbahasa Jawa, tetapi untuk mencintainya melalui jalan cerita yang seru dan menghanyutkan.
Lebih dari Sekadar Kata, Ini adalah Soal Jati Diri
Seperti yang sering beliau katakan, “Bahasa daerah adalah bagian dari jati diri.” Kalimat sederhana ini mengandung makna yang sangat dalam. Bahasa adalah penjaga nilai, kearifan lokal, dan cara pandang suatu budaya terhadap dunia. Ketika sebuah bahasa punah, hilanglah pula seluruh kekayaan pemikiran yang dibawanya.
Bambang Suparyono melihat ancaman ini nyata. Bahasa Jawa tak hanya menghadapi risiko penurunan penutur, tetapi juga “pergeseran makna dan kekeliruan penulisan”. Langkahnya menulis novel adalah sebuah ikhtiar mulia untuk menjaga kemurniannya. Tujuannya sederhana namun powerful: “Melestarikan bahasa Jawa agar tidak hilang digerus zaman.”
Menggugah Minat Baca dan Cinta Bahasa Secara Bersamaan
Bayangkan: alih-alih belajar tata bahasa dari buku pelajaran yang kaku, kita justru diajak menyelami misteri, romansa, atau petualangan yang dituturkan seluruhnya dalam bahasa Jawa yang indah dan tepat. Inilah strategi cerdas Ki Bambang.
Karyanya bukanlah buku teks, melainkan jendela imajinasi. Dengan cara ini, pembaca—terutama generasi muda—tidak merasa sedang “belajar”. Mereka sedang menikmati sebuah cerita, dan tanpa disadari, mereka sedang memperkaya kosakata, memahami struktur kalimat, dan merasakan keindahan bahasa Ibunya.
Inilah cara terbaik untuk melestarikan bahasa: membuatnya tetap relevan, hidup, dan menyenangkan untuk dinikmati.
Mengapa Kisah Ini Penting untuk Kita Semua?
Kiprah Bambang Suparyono adalah inspirasi bagi kita semua, tidak peduli dari suku mana kita berasal.
Bagi Penutur Bahasa Jawa: Ini adalah ajakan untuk bangga dan kembali mencintai bahasa Ibu. Mari dukung dan sebarkan karya-karyanya. Jadikan membaca novel Jawa sebagai kebiasaan baru yang keren!
Bagi Semua Orang Indonesia: Kisah ini mengingatkan kita akan kekayaan budaya Nusantara yang tak ternilai. Setiap bahasa daerah adalah mutu manikam dalam mozaik Indonesia. Perjuangan Bapak Bambang adalah cermin dari perjuangan banyak pejuang bahasa di seluruh pelosok tanah air.
Mari Dukung dan Sebarkan Semangat Ini!
Literasi bukan hanya soal bisa membaca dan menulis, tetapi juga tentang melestarikan medium (bahasa) tempat literasi itu hidup. Bambang Suparyono telah memberikan contoh nyata.
Apa yang bisa kita lakukan?
Cari dan Beli karyanya. Dukunglah secara finansial para penjaga budaya.
Bicarakan di media sosial. Bagikan artikel ini atau informasi tentang beliau.
Terus gunakan bahasa daerah Anda dengan bangga dalam percakapan sehari-hari.
Di tangan Ki Bambang Suparyono, bahasa Jawa tidak lagi sekadar tinggal di museum, tetapi hidup, bernafas, dan berpetualang di setiap halaman novelnya. Ia membuktikan bahwa melestarikan warisan leluhur bisa dilakukan dengan cara yang modern dan mengasyikkan.
Salut untuk perjuangan dan dedikasinya! Semoga semakin banyak yang terinspirasi.