Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Kejayaan hingga Masa Penjajahan

 


Masa Kejayaan Perdagangan Nusantara

Pada masa lalu, orang-orang Jawa memainkan peran penting dalam perdagangan internasional. Dari ujung barat Sumatra hingga Maluku, jalur perdagangan Nusantara berada dalam kendali mereka. Barang-barang dagangan bahkan dijual langsung hingga ke Teluk Aden, membuat pedagang dari Timur Tengah datang sendiri ke pelabuhan-pelabuhan di Jawa. Di bawah kekuasaan Kediri hingga Majapahit, pelabuhan Jawa menjadi pusat transit komoditas dari berbagai penjuru Timur.

Catatan asing, baik dari Tiongkok maupun Eropa, memberikan gambaran tentang watak dan kehidupan orang Jawa kala itu:

  • Menurut catatan Tiongkok (era Kediri):
    Orang Jawa gemar memelihara ayam jago, dikenal pemberani, memiliki angkatan laut berjumlah 30.000 prajurit yang digaji emas, serta hidup dalam rumah-rumah indah berhias giok. Kediri juga disebut memiliki wilayah jajahan yang luas hingga ke timur Nusantara.

  • Menurut catatan asing tentang Majapahit:
    Orang Jawa membawa keris sebagai identitas, tidak boleh disentuh kepalanya karena dapat memicu amuk, sementara bangsawan menunggang kuda dengan perlengkapan berlapis emas.

  • Menurut penjelajah Eropa abad ke-16:

    1. Berani dan bertekad kuat.

    2. Namun, sombong dan tinggi hati.

    3. Cenderung memandang rendah bangsa lain.

    Pulau Jawa digambarkan sangat kaya sumber daya. Orang Jawa, atau disebut Jaos, dianggap begitu bangga pada dirinya sehingga menolak dihina. Mereka tidak mau membawa beban di atas kepala, bahkan jika diancam mati. Dalam peperangan, mereka berani mengamuk dan terus maju meski terluka, demi membalas dendam pada musuh.

Masa Kemunduran: Dari Demak, Pajang, hingga Mataram

Setelah keruntuhan Majapahit, perebutan kekuasaan berlanjut melalui Demak, Pajang, hingga Mataram. Kejayaan politik dan perdagangan Jawa mulai surut. Puncaknya terjadi setelah kegagalan Mataram menghancurkan Batavia. semenjak itu, perairan Jawa mulai dikuasai armada VOC Belanda.

Pemberontakan Trunajaya juga memperburuk keadaan. Raja Amangkurat akhirnya bekerja sama dengan VOC, dengan konsekuensi menandatangani perjanjian yang membatasi pelayaran dan pembuatan kapal di Jawa. Sejak saat itu, kendali perdagangan Nusantara yang dahulu dikuasai orang Jawa berangsur-angsur hilang.

Masa Penjajahan dan Pekerja Kontrak

Kuatnya cengkeraman Belanda menyebabkan rakyat Jawa kehilangan peran penting dalam jalur perdagangan. Sebagian dari mereka dipaksa menjadi pekerja kontrak di perkebunan-perkebunan milik Belanda, baik di luar Jawa seperti Sumatra Timur, maupun sampai ke Suriname. Dari bangsa pelaut dan pedagang pemberani, orang Jawa perlahan diposisikan sebagai tenaga kerja di bawah kekuasaan kolonial.

Perubahan watak bangsa Jawa ini menjadi gambaran bagaimana politik, perdagangan, dan penjajahan asing mampu menggeser identitas suatu bangsa: dari bangsa pedagang dan pejuang yang disegani, hingga menjadi bangsa pekerja kontrak di tanah jajahan.

Dilihat : 0 kali
Kolom Komentar