Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembaca dan Kebahagiaan Sejati


Menimbun buku bukanlah sebuah kejahatan. Justru, ia adalah hak asasi pembaca yang sepatutnya kita rayakan! Tidak ada yang melarang kita untuk membeli buku sebanyak mungkin, selama ada rezeki dan keinginan. Maka, timbunlah buku sebanyak-banyaknya, semampu-mampunya!

Sering kali, ada stigma terhadap mereka yang membeli banyak buku tetapi tidak langsung membacanya. Seolah-olah membeli buku hanya sah jika langsung dikonsumsi. Padahal, membaca bisa kapan saja, dan tidak membaca pun bukan dosa besar. Yang penting, kita punya bukunya dulu!

Bahkan, memiliki buku lebih dulu sering kali menjadi langkah awal menuju proses membaca yang lebih baik. Ada kalanya sebuah buku harus menunggu momen yang tepat untuk dibaca. Ada buku yang mungkin baru kita butuhkan lima atau sepuluh tahun lagi. Ada pula buku yang ternyata bukan untuk kita, melainkan jodohnya orang lain yang membelinya setelah kita. Dan itu tidak masalah.

Dampak Positif Menimbun Buku

Menimbun buku bukan sekadar kepuasan pribadi, tetapi juga membantu ekosistem literasi. Setiap buku yang kita beli berarti kita ikut menghidupi penerbit, penulis, editor, ilustrator, dan semua orang yang terlibat dalam industri buku. Dalam kondisi dunia literasi yang sering kali "mengkis-mengkis", membeli buku adalah kontribusi nyata bagi keberlanjutan dunia literasi.

Selain itu, menimbun buku juga bisa menjadi bagian dari identitas diri. Rak buku yang penuh adalah bentuk ekspresi intelektual, pernyataan tentang minat, dan harapan akan wawasan yang suatu hari nanti akan kita gali. Bahkan, tidak ada salahnya jika kita ingin sedikit memamerkannya—karena siapa tahu, koleksi kita bisa menginspirasi orang lain untuk ikut membaca.

Jangan Pikir Panjang, Beli Saja!

Jadi, kalau ada buku yang kalian inginkan dan kalian punya uang untuk membelinya, jangan ragu. Beli saja! Jangan biarkan buku incaran kalian menghilang dari peredaran hanya karena terlalu lama berpikir. Sebab, lebih baik menyesal karena memiliki buku yang belum sempat dibaca daripada menyesal karena kehilangan kesempatan untuk memilikinya sama sekali.

Karena pada akhirnya, memiliki buku adalah investasi. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk peradaban. Maka, mari menimbun buku tanpa rasa bersalah.

Dilihat : 59 kali
Kolom Komentar